Umumnya pedagang pemula maupun yang
sudah jalan skala rumahan atau bisa juga warung … tidak menerapkan pencatatan
keuangan. Mungkin tidak memiliki background
di bidang keuangan, sehingga penggunaan uangnya masih tercampur campur antara
uang dagang dan uang kebutuhan rumah tangga.
Dagang yang dijalankan dimaksudkan
menjadi income tambahan atau malah
menjadi income utama, sehingga income dari dagang yang dijalankan diharapkan
akan naik terus seiring dengan kenaikan penjualan.
Ada banyak hal/faktor yang
menyebabkan penjualan meningkat dan juga banyak faktor yang menyebabkan
penjualan menurun .. atau bahkan merugi.
Penyebab bisnis tidak bertumbuh …
atau merasa begini begini saja dan bahkan menurun … salah satu penyebabnya
karena barang / produk yang dijual tidak bertambah. Mengapa tidak bertambah …
karena uangnya/modal untuk beli barangnya berkurang.
Barang dagangan yang didisplay
berkurang atau rak dagangan terlihat kosong, secara psikologis akan membuat konsumen
bertambah malas untuk mampir, karena beranggapan barang yang dicari tidak akan
ada, lebih baik ke toko / kios berikutnya yang terlihat lebih lengkap.
Jika malas / tidak mau / tidak bisa
melakukan pencatatan keuangan yang dirasa ribet. Paling tidak lakukan 2 jenis catatan
“Uang Kas Keluar dan Masuk” dan “Stock
Belanjaan”.
Dengan 2 pencatatan sederhana ini,
paling tidak kita bisa menilai dagangan untung atau tidak dan mengingat harga barang
jualan yang dibeli nilainya berapa. Format pencatatan bisa dirubah rubah disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan.
Pentingnya mengingat harga modal
barang2 dagangan, supaya kita tidak menggunakan uang yang masuk (dari
penjualan) melebihi uang modal yang akan dipergunakan untuk membeli barang
dagangan kembali.
Pencatatan memang sangat jarang
dilakukan oleh pedagang kecil, tapi saya pernah beli barang di kios, si mas-nya
mencatat penjualan barang di buku. Tertib dan disiplin … si mas sadar betapa pentingnya pencatatan
untuk kemajuan bisnis beliau … he he…
contoh :
modal beli 25 kaleng susu ; @Rp.
25.000 X 25 = Rp. 625.000
Harga jual kembali @Rp. 30.000
Jika terjual 9 kaleng susu, maka uang
masuk Rp. 30.000 X 9 = Rp. 270.000
Uang modal di 9 kaleng tersebut @Rp.
25.000 X 9 = Rp. 225.000
keuntungan dari penjualan 9 kaleng
susu ; Rp. 270.000 – 225.000 = Rp. 45.000
jadi maksimal uang yang dapat dipergunakan
untuk keperluan lain adalah Rp. 45.000
karena jika menggunakan lebih dari
Rp. 45.000 maka akan mengurangi uang modal. Sehingga barang jualan yang akan
dibeli jadi berkurang dan nantinya akan berimbas dari barang jualan berkurang …
dan ujung ujung-nya penjualan menurun … merasa rugi … akhirnya tutup.
Jadi harap catat (dalam suatu buku
khusus) uang modal yang dipergunakan untuk membeli barang2 sebagai control agar tidak kebablasan dalam
menggunakan uang masuk dari penjualan.
Dan sangat di rekomendasikan untuk
memisahkan uang pribadi dan dagang. Jangan dicampur adukkan. Pisahkan dalam
rekening bank yang berbeda. Apalagi dengan melakukan pencatatan maka akan lebih
teratur.
Jika berdagang ingin bekembang dan income bertambah maka minimal uang
modalnya tetap sama untuk tetap di pergunakan membeli barang dagangan. Dan sebaiknya
diusahakan modalnya ditambah sedikit demi sedikit sehingga barang yang dijual bisa
lebih banyak dan variatif sehingga peluang untuk menaikkan income lebih besar.
Jika ingin melakukan pencatatan awal
secara sederhana bisa membaca pencatatan keuangan bisnis skala kecil.
Lebih baik ribet sedikit … tapi
membuat dagang maju berkembang.
Uang modal terus berputar baik dalam bidang bisnis maupun dalam investasi. pojokinvestasi.com
BalasHapusH5
BalasHapusTerima kasih ilmunya
sama2 ... semoga bermanfaat bagi kita semua
Hapus