Kamis, 19 Maret 2015

UMR Lajang vs Berkeluarga, koq yang lajang tidak cukup ….

Income UMR seharusnya hidup berkecukupan bahkan ada lebihnya.
Masih lajang tidak ada tanggungan tapi umumnya para SPG selalu kekurangan uang.
SPG (wanita) SPB (pria), maupun istilah2 lainnya ; SA, BA, dll. Mereka umumnya memiliki income yang bekecukupan ; UMR + Lembur + komisi. Artinya take home pay-nya lebih dari UMR.
Di sisi lain ada pekerja dengan gaji sama UMR (bahkan tidak dapat komisi) sudah menikah, income-nya bisa untuk menghidupi 1 istri dan 2 anak.

Kondisi tersebut menyadarkan SPG untuk mengelola keuangan secara benar dan membutuhkan wawasan bagaimana melakukannya.
Kerennn ….. Para SPG tersebut umurnya masih sangat muda dan pendidikan umumnya setara SMU sudah sadar dan menginginkan pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan ….

Tapi juga yang tidak kalah keren adalah perusahaannya. Karena betul2 peduli terhadap  karyawannya termasuk SPG yang merupakan ujung tombak. Perusahaan betul betul memfasilitasinya kebutuhan SPG untuk terus berkembang dan menyiapkan mereka memiliki masa depan yang lebih baik, karena menjadi SPG ada batasan usia tertentu. Tidak aneh, meskipun brand perusahaan tersebut kalah popular dari brand yang established tapi penjualannya sangat baik sehingga menjadi market leader karena SPG-nya memiliki selling skill dan attitude yang baik.

Secara finansial seharusnya keuangan SPG dalam kondisi ok, income yang berkecukupan karena masih single, paling hanya untuk bantu2 kebutuhan keluarga saja.
Tapi karena masih muda dan single, umumnya income yang lumayan tersebut habis tidak tersisa. Mengikuti gaya hidup lingkungannya, gonta ganti gadget, makan2, nonton2, nyicil motor, dll. Apalagi sehari hari berada dalam lingkungan Mall yang memiliki atmosphere konsumtif.

Untuk membimbing mereka mengatur income bulanannya, ada hal hal yang harus disampaikan secara interaktif melibatkan mereka, supaya lebih mengena dan lebih memahami. Sehingga setelah training bisa mereka langsung jalankan. Tidak hanya tahu saja tapi jadi amunisi mereka untuk berkembang.


Memiliki dan Memahami TUJUAN
Selama ini mereka “merasa” sudah hidup enak, masih lajang punya uang, apalagi jika masih tinggal dirumah ortu jadi tidak perlu keluar uang kost/kontrak. Bisa beli barang2, nonton, cicil motor, jalan2, ganti2 gadget …  Tiba tiba harus mengurangi pengeluaraanya .. merubah life style-nya … eittt tunggu dulu …. tidak semudah itu.
SPG SPB tersebut masih muda2 … hidup ya mengalir begitu saja, tidak memikirkan yang jauh jauh  … ditanya tujuan yang ingin dicapai .. juga bingung menjawabnya … Kalau ditanya “inginnya apa ?” mudah menjawabnya ; ingin itu, ingin ini dst dst …

Mereka dipandu supaya masing masing memiliki tujuan yang ingin dicapai. Akhirnya muncul banyak sekali keinginan2-nya. Mereka mencatatkan semua keinginannya. “banyak juga ya …., bagaimana ini ..?” kebingungan mereka. Bagus …. artinya sudah mulai sadar, tinggal dipandu untuk bisa menentukan prioritas prioritas mana yang diutamakan.

Dengan memiliki tujuan dan memahami tujuan yang ingin dicapai. SPG akan memiliki alasan untuk menyisihkan uangnya, tidak menghabiskan semuanya.
Hidup bukan hanya untuk menikmati hari ini, tapi juga untuk menikmati MASA DEPAN.


SIKAP (attitude) lebih penting daripada jenis pekerjaan
Salah satu yang menjadi mental block bahwa mereka tidak bisa menabung, karena income-nya hanya cukup untuk biaya hidup. Jika ingin bisa menabung maka harus memiliki gaji yang lebih besar, kerja di kantoran bukan jadi SPG. Padahal orang yang kerja di kantoran banyak juga yang kekurangan uang ya ….

Menghasilkan uang memang tidak semudah membalikkan telapak tangan tapi menghabiskan uang sangat mudah … banyak selebritis di luar sana menghasikan income bukan milyar lagi … tapi trilyunan … tapi akhirnya mereka bangkrut.

Sikap dan mind set tentang keuangan sangat penting, bahkan lebih penting daripada jumlah income.
karena income naik, kebutuhan berubah, gaya hidup berubah dan akan selalu kekurangan .. dan terus seperti itu.  Tidak mudah merubah mind set, Dengan memberikan contoh2 dalam kehidupan nyata … diharapkan ada yang nyangkut untuk merubah mind set. Perubahan mind set, terbantu dari program kontinuitas training perusahaan ini, yang memang memiliki serangkaian topik mengenai mind set dan attitude.



Membuat CASH FLOW pribadi
Hal mendasar untuk mengelola keuangan adalah mengetahui kemana saja uang pergi.
SPG dituntun cara membuat cash flow dari gaji bulanan dan menganalisanya. Sehingga mereka menyadari … kemana uangnya “terbang”. “wah ….  jajan saja ngabisin 350.000-an …..”
Di pos mana saja bisa melakukan penghematan. Seberapa besar uang dapat ditabung dan di investasikan. Waktu menghitung komposisi prosentase … Mereka bisa menghitung komposisi prosentase secara cepat.  
Ternyata mereka sudah biasa berkomunikasi dalam bahasa market share di persaingan antar brand. Katanya “ penjualan boleh turun tapi market share tidak boleh “ ….. wah hebaattt…… dalam sekali …
Selevel SPG obrolannya market share artinya kelas mereka berbeda dengan SPG lainnya bahkan mungkin dengan level supervisor sekalipun dari brand lain.



Start melakukan INVESTASI dengan uang “kecil”
Setelah bisa menset prioritas tujuan yang ingin dicapai … dan bisa menset uang yang dihemat untuk di investasikan. SPG dikenalkan dengan beberapa pilihan produk investasi yang dapat dilakukan dengan “uang kecil”. Mengenalkan mereka terhadap resiko. Setiap investasi ada resikonya, tidak selalu pasti untung. Bagaimana memilih produk yang sesuai dengan tujuan mereka dan memiliki keamanan serta kinerja yang baik.

Mereka sangat antuasias … bagaimana uang kecil ini bisa bekerja dalam suatu rentang waktu menjadi besar …. bahkan sangat sangat besar .. yang diluar banyangan mereka. Yang dibutuhkan hanyalah kedisiplinan .. melakukannya secara rutin dan pada produk yang tepat.

SPG dipandu step by step sehingga mereka bisa segera melakukan investasi.


“saya ingin punya rumah … selama ini sama orang tua, selalu pindah pindah kontrakan, punya rumah yang lebih layak … bisa kalau begini. “ Umumnya impian mereka tidak muluk muluk ; menikah, punya rumah dan membesarkan anak … sudah membuat berbahagia.


Materi Mengelola Gaji SPG ini sudah ada dan ready, sayang jika tidak dimanfaatkan dan membantu banyak orang.

Setiap orang, setiap HRD atau perusahaan pasti memiliki pandangan berbeda2 .. pandangan dan aktifitas yang dilakukanya mencerminkan kinerja sales brand tersebut di market. Saya pernah coba tawarkan kebeberapa yang saya tahu … tapi mereka tidak berminat, tidak membutuhkan.

Jika ada yang membutuhkan training ini, dapat menghubungi saya.

Training ini tidak hanya untuk SPG, bisa juga karyawan lainnya.

2 komentar: