Percaya deh …. membuka bisnis baru masih sangat bagus prospeknya.
Meskipun pesaingnya sudah sangat sangat banyak …
Meskipun pesaingnya sudah sangat sangat banyak …
Apalagi jika membuka bisnis spesifik - niche market yang pasarnya kecil tapi hanya anda pemainnya. Tapi
meskipun tidak memiliki ide bisnis yang seperti itu dan nyemplung ke pasar yang
pemainnya banyak banget … tetap peluangnya masih besar. Ya ditahun 2016 persaingan akan semakin ketat
… karena sudah diberlakukan MEA (Masyarakat Eknomi Asean) sehingga perusahaan asing dari Asean akan
mudah masuk dan menjual produk/jasanya di Indonesia. Tapi artinya kita juga
dari Indonesia mudah masuk dan menjual di negara Asean lainnya …. artinya pasar
kita makin besar … sangat besar.
Mengapa yakin membuka bisnis
baru masih prospektif …
Bisnis prospektif atau tidak … dilihat dari besaran pasar yang
bertumbuh serta persaingan yang relatif bisa diatasi.
Besarnya pasar Indonesia .. tidak diragukan lagi sangat sangat
menarik ; jumlah penduduk Indonesia yang besar, pertumbuhan ekonomi Indonesia
yang baik dan stabil …. serta satu hal lagi yang bikin pasarnya tambah sedap ….
adalah bangsa kita sangat konsumtif, pokoknya beli beli beli. Sehingga banyak sekali perusahaan asing ingin
masuk ke Indonesia, apalagi perusahaan2 ritel asing.
Persaingan tinggi … tidak masalah, karena itu adalah business nature. Kalau tidak suka
persaingan, tidak mau ambil resiko .. tidak cocok untuk menjadi pebisnis. Jika
kita adalah pengusaha kecil, maka akan bersaing dengan perusahaan2 besar,
perusahan menengah yang banyak dan perusahaan kecil yang sangat banyak dalam
satu kategori bisnis. Tapi justru kita punya peluang untuk merebut market share pemain lama kelas menengah
dan kecil. Mengapa begitu ….
Saya mengambil contoh berdasarkan kondisi yang ada di
deparment store, karena ada data-datanya sehingga dapat menjadi patokan.
Kemungkinan kondisi di dep store kurang
lebih juga terjadi di bisnis di luar dep
store untuk kategori yang sama.
Peluang pebisnis baru adalah bersaing merebut market share perusahaan skala menengah
ke bawah, tidak perlu bersaing dulu dengan gajah gajah. Market share yang di kuasai kelas menengah bawah ini – sesuai hukum
Pareto – paling sekitar 20% dari total market. Yang 80% market share di kuasai oleh perusahaan2 besar yang jumlahnya hanya
3 sd 7 perusahaan. Ini yang umumnya terjadi di bisnis dep store.
Yang 20% market share
ini dikeroyok ramai ramai … mungkin oleh 15 sd 30-an perusahaan. Nilai omzetnya
mulai dari ratusan juta sampai milyaran dalam setahun. Bagi pebisnis baru
merebut market share perusahan
menengah ke bawah … sudah oke banget ..
Contoh ; total sales
suatu kategori bisnis fashion Rp 700
M. Umumnya sebesar 20% atau senilai 140 M di keroyok ramai ramai oleh
perusahaan menengah ke bawah (15 sd 30-an perusahaan), dengan market share antara 0,2% sd 5%. Jika bisa merebut 0,3% market share artinya sales
omzet-nya mencapai 2,1 M setahun …. untuk perusahaan kecil … nilai sebesar itu
sudah besar … artinya penjualan rata rata 175 juta sebulan.
Mengapa yakin bisa merebut market share mereka …
Pebisnis baru dapat merebut market share mereka, jika pebisnis baru mau bekerja keras …. dan
(tidak cukup hanya kerja keras) juga memiliki mental selalu belajar … open minded dan mau mendengarkan.
Mentality selalu
belajar dan mendengarkan ternyata umumnya tidak dimiliki oleh perusahaan2
menengah kecil tersebut. Selama ini berinteraksi dengan perusahaan2 menengah kecil
tersebut , yang membuat mereka stuck
dan bahkan ada beberapa yang menurun omzet-nya .. karena di perusahaan tersebut
tidak memiliki budaya belajar. Bisa karena dari owner-nya atau maupun dari bagian SDM.
Dengan alasan tidak ada uang, lagi sibuk, tidak ada waktu …. sebetulnya yang tidak ada adalah niat. Belajar bisa dimana saja, waktupun bisa di atur bahkan yang gratis-pun kalau mau cari ada. Kemungkinan hal ini juga sama kondisinya dengan industri atau kategori bisnis lainnya.
Dengan alasan tidak ada uang, lagi sibuk, tidak ada waktu …. sebetulnya yang tidak ada adalah niat. Belajar bisa dimana saja, waktupun bisa di atur bahkan yang gratis-pun kalau mau cari ada. Kemungkinan hal ini juga sama kondisinya dengan industri atau kategori bisnis lainnya.
Alasan sibuk / tidak ada waktu mungkin hanya berjalan sampai
beberapa waktu … karena berikutnya mereka memiliki waktu banyak ketika
perusahaan sudah keburu tutup. Alasan
tidak ada uang mungkin bisa seterusnya … karena berikutnya memang tidak ada
uang sama sekali, karena perusahaannya sudah tutup.
No wonder … bisnis
mereka begitu begitu saja dari dulu … malah kalah dari pemain2 yang lebih baru
.. Bahkan ada pebisnis yang dulunya
nomor satu … sekarang malah menghilang …
Mengapa bisa begitu ?? … mengapa bisa kalah oleh pemain baru
? Pemain lama tersebut sudah lama bermain, sudah memiliki pengalaman lebih
banyak untuk menjalankan bisnis daripada pemain baru yang masih ingusan yang
pengalamannya kalah jauh dari pemain lama.
Justru karena pengalaman merekalah yang membunuh bisnisnya.
Mereka “merasa” berhasil menjalankan bisnis berdasarkan pengalamannya, sehingga
sulit mendengar orang lain, tidak perlu lagi belajar … merasa sudah tahu …
merasa sudah benar.
Yang tidak mau belajar … tinggal menunggu waktu
kehancurannya. Perubahan akan selalu terjadi …
Dulu dengan melakukan tindakan A penjualan meningkat .. sekarang
melakukan A penjualan menurun … situasi dan kondisinya sudah berubah.
Padahal masih banyak hal yang dapat diperbaiki, dibenahi,
ditingkatkan sehingga peluang mereka untuk tumbuh terbuka lebar dan menjalankan
bisnis lebih efisien. Melakukan efisiensi di tempat yang benar tidak hanya asal
efisiensi biaya. Untuk melakukan improvement
dan upgrading tidak perlu trial and error …. cukup tinggal belajar
saja …. cari training2 yang
diperlukan, jangan pelit untuk pertumbuhan … belajar / training adalah gizi untuk tumbuh.
Pemain baru memiliki peluang untuk tumbuh lebih pesat.
Pemain baru seharusnya lebih semangat untuk bekerja keras, lebih semangat dan
terbuka untuk terus menerus belajar.
Lebih baik market
share pemain lama yang tidak mau belajar tersebut diambil oleh kita pemain
baru dari negara kita sendiri, daripada di ambil oleh pemain dari negara lain.
Menjalankan bisnis tidak semudah membalikkan telapak tangan,
hanya yang bekeja keras dan bekerja pintarlah yang dapat bertahan dan terus
bertumbuh. Mau pintar …. belajarlah …. tidak perlu minum obat angin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar