Saat ini lagi maraknya
melakukan perbandingan mana yang lebih baik UnitLink atau Reksadana + TermLife.
Masing masing kubu
memiliki argumen dan sudut pandang. Bagus sekali untuk pembelajaran dan
memperkaya informasi sehingga calon nasabah memilih yang paling cocok untuknya.
Yang di sayangkan kadang
saking semangatnya, sehingga jadi kurang etis.
Seperti juga ramainya
kelompok investor property vs investor reksadana maupun saham. Memiliki argumen
masing masing. Bagi kelompok “ekstrim” investor property sangat tidak
disarankan ber-investasi di reksadana atau saham atau dalam bahasa kerasnya
“tidak ok”.
Property dengan
reksadana / saham adalah instrumen investasi yang memiliki karakter yang
berbeda.
Pada awalnya produk Unitlink dibuat untuk memenuhi kebutuhan
konsumen Indonesia yang ogi atau ogah rugi. Sehingga produk asuransi di
kombinasikan dengan investasi.
Maka dari total uang
premi yang di bayarkan dengan komposisi tertentu antara porsi asuransi dan
investasi, tidak hanya balik modal tapi juga bisa berkembang lebih besar.
Dengan hadirnya produk Unitlink ini, maka semakin banyak
penduduk Indonesia yang memiliki program asuransi. Yang pada akhirnya dapat
mengurangi beban pemerintah dan keluarga. Meskipun secara ukuran belum sukses,
karena jumlahnya atau rationya masih sangat minim sekali jika di bandingkan
dengan Singapura atau Malaysia.
Kemudian pada saat ini,
banyak beredar isu maupun argumen tentang Asuransi Unitlink vs Asuransi TermLife.
Yang membuat bingung sebagian masyarakat dan akhirnya malah tidak jadi atau
menunda membeli Asuransi. Padahal hal ini sangat berbahaya dan beresiko.
Padasarnya UnitLink, Reksadana dan TermLife
memiliki karakter yang berbeda beda. Karena manusia memiliki kondisi keuangan,
karakter dan mindset yang berbeda beda, jadi sebenarnya tidak bisa di bilang
bahwa salah satu produk sangat unggul dan produk lain sangat merugikan.
Untuk yang masih awam, pengertian
gampang asuransi unitlink adalah
asuransi yang dikombinasikan dengan investasi, sehingga dengan membeli asuransi
ini bisa mendapatkan proteksi jiwa sampai usia 99 tahun atau bisa dikatakan
seumur hidup dan .. plus hasil investasi. Investasi-nya sejenis reksadana.
Artinya dari premi yang dibayarkan ada nilai uang yang bertumbuh, bisa lebih
besar dari jumlah premi yang di bayarkan.
Sedangkan asuransi termlife adalah hanya murni asuransi
saja tidak ada investasinya. Artinya dari uang premi yang dibayarkan tidak ada
uang yang tumbuh atau kembali, maksudnya uangnya hangus. Dan proteksi jiwa termlife terbatas periode waktunya
sesuai periode yang dipilih. Misal sampai usia 40 tahun, 50 tahun, 60 tahun, 70
tahun. Masing masing produk asuransi termlife bisa berbeda beda pilihan periode
waktunya, tapi tidak bisa sampai usia 99 tahun.
Disarankan untuk
mengoptimalkan karakter yang dimiliki dengan kondisi yang ada pada kita.
Yang mana paling cocok
dengan kondisi kita :
Keuangan/finansial
Kondisi disiplin tepat waktu dalam menabung
atau membayar premi
Menyukai kepraktisan atau tidak
Riwayat kesehatan keluarga
Tingkat keyakinan tentang kesehatan dan
musibah di masa depan.
Reksadana + TermLife
Dengan menggabungkan
Reksadana + TermLife serta benefit
Sakit Kritis.
Sudah OK sekali, dengan
budget sama dibandingkan menggunakan UnitLink,
akan menghasilkan investasi yang bagus dan proteksi mantap, asyik kan.
Jadi pengurusan asuransi
dan investasinya melalui 2 pihak yang berbeda. Asuransi termlife melalui perusahaan asuransi dan reksadana memalui agen
penjual reksadana bisa melalui bank meskipun tidak semua bank menjual reksadana.
Produk asuransi termlife sangat cocok untuk yang
disiplin membayar premi asuransi tepat waktu. Misalkan lupa karena sibuk atau
kemungkinan terjadi pada saat jatuh tempo harus bayar tapi tidak ada uangnya –
umumnya hanya di berikan waktu 45 hari. Dan jika terjadi musibah di hari ke 46,
maka nasabah tidak akan mendapatkan benefit asuransinya. Nasabah dalam posisi
yang rugi.
Selain hal diatas produk
jenis ini cocok untuk yang memiliki riwayat kesehatan keluarga yang baik dan
tingkat keyakinan yang tinggi bahwa kesehatannya selalu baik tidak akan terkena
sakit kritis, atau sekalian terkena sakit kritis di masa kontrak TermLife tersebut sehingga Uang
Pertanggungan Sakit Kritis diberikan.
Tapi permasalahannya
sakit kritis (jantung, kanker, gagal ginjal, dsb) terjadi dalam proses tahunan,
bisa sampai 20-an tahun (menurut para dokter ahli) sehingga akhirnya terdeteksi
secara significant di suatu moment.
Jika hal ini terjadi
pada suatu waktu saat kontrak TermLife,
dan belum bisa di klaim karena baru terdeteksi awal, artinya belum masuk
kondisi kriteria sakit kritis, maka uang pertanggungan tidak bisa di berikan.
Saat kontrak TermLife habis dan diperpanjang, maka
kondisi sakit kritis tersebut di kecualikan, tidak mau di tanggung oleh
perusahaan asuransi. Bahkan kemungkinan terjelek asuransinya di tolak.
Artinya siap – siaplah
asset yang telah kita kumpulkan bertahun tahun akan tergerus habis habisan
bahkan sampai hutang sana sini.
Ada juga Asuransi TermLife yang menjamin perpanjangan
kontrak meskipun sudah terkena penyakit kritis. Jadi harap baca atau tanyakan
detail ke agen penjualnya.
Tapi karena TermLife, ada batas perlindungan usia,
biasanya maximum 60 tahun. Jadi kalau terkena penyakit kritis di atas usia 60
tahun sudah tidak di tanggung.
Namanya hidup, bisa saja
terjadi sehat sehat sampai usia 50an, dan baru terkena penyakit kritis, misal
jantung di usia 61 tahun.
Akhirnya ….. aset yang
kita kumpulkan jadi terkuras …. Bisa bisa bukan kasih warisan aset ke anak anak
… tapi kasih warisan hutang …. Ampunnn …
Sebagai gambaran kawan
saya di th 2009 operasi bypass
jantung di Jakarta memerlukan Rp. 200 juta-an, cukup murah katanya karena dia
mendapat keringanan dari harga seharusnya.
Keluarga client saya yang lain terkena kanker di
2011 telah menghabiskan hampir Rp 2 M dan masih terus berlangsung perawatannya
yang membutuhkan biaya lebih besar lagi.
UnitLink
Dari sudut pandang
fungsi atau benefit secara umum.
UnitLink cocok untuk yang merasa tidak yakin
akan kesehatan dan musibah di masa depan. Serta tidak yakin dengan kondisi
keuangannya untuk selalu tepat waktu membayar premi atau untuk orang yang
pelupa.
Karena jika asuransi
tradisional termasuk termlife, jika
kita lupa atau pas tidak punya uang (… bokek) sehingga tidak bisa bayar premi
…. Maka polisnya lapse artinya stop program proteksinya.
Misal : Produk Asuransi TermLife -- kita tidak bayar premi
sampai lewat 50 hari (grace period
produk asuransi berbeda-beda), dan pada hari ke 51 kita terkena musibah … di
absen oleh Yang Maha Kuasa. Dengan sangat menyesal ……. tidak ada UP (uang
pertanggungan) yang dibayarkan kepada ahli waris.
Tapi jika menggunakan
produk UnitLink, kita tidak bayar …
maka premi-nya akan di bayarkan dari unit yang dimiliki atau istilahnya
pembatalan unit. Sehingga jika hari ke 51 terjadi musibah … UP-nya tetap
dibayarkan.
Proteksinya lebih
berlapis.
Selain itu Unit Link
juga cocok untuk yang ingin bermain aman demi kehidupan masa depan keluarga
tercinta. Dengan asumsi polis UnitLink-nya
sudah mengambil benefit Sakit Kritis plus sekalian dengan benefit Payor.
Menggunakan asuransi unitlink ini untuk memproteksi asset
yang telah Anda kumpulkan bertahun tahun dengan berhemat dan bekerja keras,
tidak hilang begitu saja. Karena jika terkena sakit kritis maka akan di
bayarkan sejumlah nilai tertentu sesuai kontrak (di termlife juga bisa mendapatkan benefit seperti ini) .. tapi bedanya
.. di unitlink preminya akan tetap di
lanjutkan pembayarannya sampai batasan waktu sesuai kontrak sehingga
investasinya akan tetap berjalan dan berkembang.
Dari sudut pandang biaya
yang dikeluarkan atau premi.
Banyak yang berpendapat
bahwa premi termlife lebih murah dari
unitlink, artinya untuk mendapatkan
Uang Pertanggungan yang sama maka premi termlife
lebih murah dari unitlink.
Tidak seluruhnya benar
atau salah pernyataan tersebut ...
Secara teoritis begitu
.. makanya banyak yang berpendapat unitlink
mahal lebih murah termlife.
Unitlink Uang Pertanggungan (UP) jiwanya
berlaku sampai usia 99 tahun, artinya bisa dikatakan UP tersebut pasti keluar. Sehingga
biaya asuransinya mahal.
Sedangkan termlife UP-nya berdasarkan waktu yang
dipilih, misal sampai dengan usia 60
tahun, artinya peluang UP tersebut keluar lebih kecil di bandingkan sampai usia
99 tahun, otomatis biaya asuransi-nya lebih murah. Apalagi jika dipilih sampai
usia 50 tahun, biayanya akan jauh lebih murah
lagi. Sehingga premi yang dibayarkan untuk mendapatkan Nilai UP yang
sama, maka premi termlife lebih murah
atau lebih kecil dari unitlink.
Untuk lebih sama atau fair mengenai komparasi premi unitlink dan termlife, sebetulnya ada produk unitlink
yang memiliki benefit atau rider semacam termlife, dimana nasabah dapat memilih waktu pertanggungan usia.
Misalkan di produk termlife murni
pertanggungan sampai usia 60 tahun, maka di produk unitlink yang memiliki rider
sejenis termlife di set UP rider
(tambahan) sampai usia 60 tahun, sedangkan UP utamanya tetap sampai usia 99
tahun.
Sehingga untuk
mendapatkan Uang Pertanggungan yang sama, premi yang di bayarkan untuk produk unitlink yang memanfaatkan rider sejenis termlife bisa dikatakan kompetitif atau relatif kurang lebih sama
dengan premi yang harus di bayarkan di produk asuransi termlife murni.
Mungkin juga dari sisi
perhitungan biaya asuransi yang diterapkan berbeda beda di antara perusahaan asuransi, karena mungkin juga dipengaruhi jumlah total premi dan total
nasabah yang telah dikumpulkan. Sehingga menyebabkan beban biayanya jadi rendah dan berdampak pada premi yang harus dibayarkan.
Jadi jika rider sejenis termlife di optimalkan di produk unitlink, maka seperti memiliki asuransi termlife dengan karakteristik produk unitlink yang tidak dimiliki produk termlife murni, yaitu antara lain
:
Perlindungan bisa melebihi masa grace period.
Karena pembayaran premi bisa melalui
pembatalan unit (dengan asumsi sudah terbentuk unit dari hasil investasi).
Proteksi berlapis
Rider yang dimiliki di produk unitlink umumnya lebih banyak daripada produk termlife, seperti benefit untuk
terus membayarkan premi jika nasabah
terkena penyakit kritis.
Nilai Tunai
Karakteristik produk unitlink adalah ada bagian dari premi yang di investasikan,
meskipun produk unitlink tersebut
di set premi-nya 100% untuk asuransi alias
tidak ada investasinya.
Sehingga bisa memungkinkan setelah bertahun
tahun polis berjalan dan setelah sekian lama itu pula nasabah
membayar premi, akan ada nilai tunai di
polis tersebut. Sedangkan di produk termlife
murni setelah sekian waktu
membayar premi, tidak ada nilai tunai yang
terbentuk alias uangnya hangus.
Kesimpulan
Tidak ada yang mana yang
lebih baik, yang ada yang mana yang cocok dengan Anda.
Jika cocok bagi orang
lain mungkin cocok buat Anda atau bahkan tidak cocok buat Anda.
Harap pertimbangkan
asumsi yang digunakan dan kondisi yang ada pada Anda serta jenis dan benefit
produk yang dipilih.
Misalkan ; orang yang
memiliki karakter disiplin membayar tepat waktu, selalu ingat dalam hal bayar
bayar dan kondisi keuangannya selalu baik artinya selalu ada uang untuk
membayar premi, maka cocok untuk ambil asuransi TermLife dan kemudian di kombinasikan dengan reksadana.
Atau .. Anda bukan tipikal
orang seperti diatas dan menginginkan proteksi jiwa seumur hidup .. serta membayar
premi kurang lebih sama dengan termlife
.. maka Anda bisa ambil Asuransi Unitlink
yang memiliki benefit seperti termlife.
Buktikan dan bandingkan sendiri
beberapa asuransi termlife dengan
asuransi unitlink mana yang cocok
dengan kebutuhan dan kondisi Anda.
Jika ingin lebih yakin
dalam mengambil karakter Asuransi dan Investasi yang cocok untuk kondisi Anda,
sebaiknya berdiskusi dengan agen asuransi Anda yang kompeten. Atau melakukan
diskusi dengan financial planner.
Jika Anda sudah membeli
produk unitlink dan membutuhkan
benefit seperti termlife, jangan
langsung menutup asuransi-nya dan berpindah ke termlife. Berkonsultasilah
dengan agen asuransi Anda. Apakah Anda memang membutuhkan produk seperti itu
dan cocok dengan kebutuhan dan kondisi Anda sekeluarga, selain itu cek apakah
produk unitlink yang dibeli memiliki
benefit atau rider seperti termlife, jika ya maka produk unitlink tersebut bisa di adjust ulang.
Pada prinsipnya,
investasi adalah portofolio. Mengkombinasikan instrument investasi yang cocok
bagi Anda, jadi bisa :
TermLife + Reksadana
UnitLink + Reksadana
TermLife + Emas
UnitLink + Reksadana + Emas + property
Dst
Pada dasarnya suatu
keputusan tidak diambil berdasarkan murni keputusan logis atau hitung hitungan
matematis, lebih banyak berdasarkan hal hal emotional yang membuat si pemilih
merasa nyaman yang jauh dari hitungan matematis. Seperti mengapa seseorang
memilih Honda CRV dan yang lain memilih Nissan Xtrail, tidak ada yang salah
kalau masing masing merasa nyaman dengan keputusannya.
Finally, jika Anda sependapat dengan
pernyataan bahwa tim sepakbola yang baik adalah yang jago menyerang dan jago
bertahan.
Maka orang yang smart secara finansial adalah yang
pandai mengembangkan assetnya dan pandai menjaga assetnya.
Sebaiknya jika Anda
memilih berarti Anda mengerti betul dengan konsekuensinya.
Karena dari manapun
saran tersebut, dan apapun tindakan yang Anda ambil, resikonya tetap Anda yang
menanggung bukan ditanggung sipemberi saran.
Follow twitter
@jauhari_mk
Mantap tulisannya, menandakan anda paham dengan karakteristik unit link, tidak seperti kebanyakan tulisan lain yang asal mendeskreditkan unit link, promosi terselubung reksa dana dan termlife atau bahkan menyarankan tutup polis, yang mana ujung-ujungnya merugikan nasabah yang sudah terlanjur membayar biaya untuk unit link. Padahal masih bisa diadjust....
BalasHapusTerimakasih comment-nya. Setiap produk investasi memiliki karakteristiknya masing masing, tinggal dipilih dan dipertimbangkan produk mana yang cocok dengan kondisi individu masing masing.
Hapusmas saya mau minta masukan, saya pake AIA Provisa syariah, yg murni investasi,, itu trmasuk Unitlink ato reksa dana?
BalasHapusnah pas ditawarin bilangnya stelah 7 tahun, bisa dapet sampe 90jt,, perbulan sya bayar 400rb,, saya bingung pas tanya lagi sma costumer service berapa yg didapat, mereka ga bisa jawab!
mohon pencerahanya
Bu Dwi,
HapusDari yang saya baca di situsnya mengenai AIA Provisa Syariah, maka masuk kategori asuransi unitlink (bukan jenis dwiguna maupun murni investasi – mohon koreksinya jika saya salah baca).
Prinsip investasi unitlink dengan reksadana adalah sama. Yang berbeda ; unitlink adalah produk investasi berbasis asuransi sedangkan reksadana adalah produk investasi murni.
Jadi jika membayarkan sejumlah nominal tertentu setiap bulannya di produk unitlink maka sebagian masuk ke porsi proteksi/asuransi sedangkan sebagian lagi masuk ke porsi investasi. Sedangkan di reksadana semuanya masuk ke porsi investasi.
Yang harus dimengerti dan dipahami oleh pihak yang melakukan investasi bahwa hasil investasi tidak dapat dipastikan atau digaransi nilainya akan sebesar nilai tertentu. Jadi hasilnya bisa bagus dan mungkin juga hasilnya tidak memuaskan bahkan ekstrimnya merugi. Hal ini juga seharusnya disampaikan oleh pihak yang menawarkan produk investasi.
Untuk kasus ibu dwi dengan membayar 400 ribu dan di tahun ke 7 (diestimasikan .. harus ada kalimat di estimasikan bukan pasti) mendapatkan Rp. 90 juta.
Maka menurut saya merupakan estimasi yang sangat sangat optimis.
Untuk mengestimasi nominal hasil investasi di tahun ke 7 secara moderate.
Maka sebaiknya ibu Dwi meminta penjelasan mengenai :
- Data data historis prosentase return investasi yang telah terjadi selama beberapa periode berjalan.
- Berapa besaran porsi investasi dan asuransi-nya yang di set dari premi yang ibu bayarkan perbulannya.
- Besaran biaya asuransi yang harus dibayarkan setiap bulannya selama periode polis tersebut berjalan, karena ini akan mengurangi hasil investasi secara rutin.
Berdasarkan informasi tersebut dan dengan bantuan penjual/agen yang memiliki kompetensi yang baik maka ibu dapat mengestimasi nilainya yang lebih moderate di tahun ke 7.
tapi provisa syariah yg ditawarkan salesnya berbeda dengan kenyataannya. semacam jebakan aja. pada saat penawaran dijelaskan bahwa kita akan mendapatkan nilai diatas dari apa yg kita bayarkan selama 7 tahun dan itu tetap seperti 15% pertahun.setelah 14 hari kemudian saya di hubungi dari AIA tidak seperti itu kenyataannya.
BalasHapussaya merasa dibohongi banget
Terimakasih atas masukannya.
HapusSemoga bisa jadi pelajaran bagi kita semua
Yang harus di pahami bahwa pada prinsipnya hasil investasi tidak bisa di pastikan berapa hasilnya nanti.
Jika merasa ragu atau kurang paham terhadap produk keuangan yang ditawarkan, lebih baik mencari informasi lebih jelas supaya merasa aman dan nyaman.
Yang di sayangkan karena terlalu khawatir dan tidak mau mencari informasi, akhirnya tidak mengambil action, tidak melakukan investasi ataupun proteksi. Sehingga assetnya tidak berkembang bahkan kalah dengan laju inflasi dan bahkan bisa hilang karena tidak melakukan proteksi income maupun proteksi asset.
Salam