Sabtu, 02 Juni 2012

Menjemput atau Mencari Rezeki ? dan Bagaimana Batasan Rezeki ?


"Menjemput rezeki" ada orang yang mengatakannya begitu.
Jadi pendapatnya ; orang itu menjemput rezeki, bukan pergi mencari rezeki.

Definisi rezeki itu berbagai macam ; pengetahuan, materi, persahabatan, dll.
Tapi yang dimaksud disini kita fokuskan pada rezeki materi .. ya sesuai dengan thema di situs ini, topik topik keuangan.

Mengenai menjemput atau mencari rezeki, menimbulkan pro dan kontra, dengan argumennya masing masing ..
Ada yang menyetujui “menjemput rezeki” sehingga pikiran kita akan mempersepsinya mudah / gampang, daripada “mencari rezeki” yang berkesan sulit. Rezeki itu harus di cari … ingat untuk sukses butuh kerja keras .. no pain no gain ..

Biasalah pro kontra dalam kehidupan ini.
Mungkin ada yang berpendapat berbeda, diluar 2 kalimat tersebut, …. please welcome.
Saya pribadi setuju dengan pendapat “Menjemput rezeki”.

Selain perdebatan “menjemput dan mencari”, banyak yang berpendapat bahwa rezeki itu sudah ditentukan oleh Sang Maha Kuasa.
Setuju tidak ?
Kalau saya setuju lagi.

Karena sudah ditentukan mengapa kita harus bekerja keras ? Mengapa kita harus sibuk berusaha banting tulang ?

Orang tua teman dan bahkan teman saya mengamininya “Rezeki itu sudah ada takarannya, kalau sudah lewat pasti luber ..”

Pertanyaannya :
"Apakah kita tahu bahwa rezeki kita sudah sesuai limit/batasan yang ditentukan oleh Yang Maha Kuasa ?”


Bagaimana memprediksinya besaran rezeki ?
Saya tidak tahu …
Yang saya coba jelaskan adalah kalau rezeki itu sudah ditentukan, bagaimana dan dimana saja rezeki kita.



Perumpamaan :
Diadakan suatu kontes, ditaruh 10 bendera di dalam hutan. Setiap bendera bernilai 10 juta.

Saya ikutan kontes dan masuk kedalam hutan, muter sana muter sini, setelah sekian lama saya hanya menemukan 3 bendera. Saya menyerah .. dan dapat 3 bendera X 10 juta = Rp 30 juta. Lumayan .. hehe ..

Sebenarnya hak saya seharusnya berapa ?
3 bendera itu atau 10 bendera ? 30 juta atau 100 juta ?


Apakah ini sama dengan perumpamaan rezeki kita.
Kalau rezeki kita sudah ditentukan, maka rezeki kita sudah ditempatkan atau dititipkan di orang orang tertentu.

Permasalahannya … kita datang tidak pada orang orang tersebut.
Datang untuk menjemput rezeki kita.

Mungkin selama ini kita begitu sibuk pada pekerjaan kita, jadi hanya datang ke bos kita, jadi dari dialah kita mendapatkan rezeki. Kita melupakan saudara saudara dan teman teman kita bahkan kita tidak berkenalan dengan orang orang baru.

Jadi kalau kita tetap menyambung silaturahmi kita, dengan saling menjaga hubungan dan mengunjungi saudara dan kerabat kita, maka rezeki kita akan bertambah, karena kita menjemput rezeki kita.

Apakah betul seperti itu ?
Bagaimana menurut Anda ?
Ini hanyalah pendapat saya, yang masih sangat sangat sedikit ilmu dan pengetahuan.

Mohon masukan dari sobat sobat .. baik masukan positif dan negatif, silahkan ..
Semoga dari masukan sobat sobat dapat memperbaiki dan memperkaya pemahaman mengenai rezeki.


follow twitter @jauhari_mk


1 komentar:

  1. Setju sekali,... rejeki di tangan yang kuasa.
    Harus dijemput dan diambil..:-):-)

    BalasHapus