Selasa, 18 Oktober 2011

Asset siapa yang tumbuh, Keluarga Anda atau Perusahaan Anda Bekerja ?



Periode akhir tahun kadang bukan menjadi saat santai.
Karyawan disibukkan melakukan review aktifitas setahun ini dan sekaligus membuat perencanaan setahun kedepan.

Membuat rencana apa yang harus dilakukan agar perusahaan growing.
Rencana dibuat secara rinci dan tertulis sebagai panduan untuk  mencapai target perusahaan yang telah ditetapkan.

Salah satu indikator yang menunjukkan perusahaan bertumbuh / berkembang adalah pertumbuhan asset perusahaan.


Anda bekerja keras untuk menaikkan asset perusahaan anda bekerja.
Atau anda bekerja keras demi keluarga … termasuk menaikkan asset keluarga

Siapa yang paling Anda cintai ; Keluarga atau Perusahaan ?



Jika kita setiap tahun melakukan perencanaan perkembangan perusahaan, mengapa tidak sekalipun kita melakukan perencaan pertumbuhan keuangan keluarga ? … hmmm mengapa ya …

Mengapa kita tidak melakukannya bahkan sulit untuk melakukannya ?

Jawabannya ; seribu satu alasan untuk tidak melakukannya.
Mungkin para ahli psikologi, ahli mind set, ahli NLP, dan para ahli lainnya yang dapat menjawabnya mengapa kita sulit untuk merencanakannya sendiri.

Keluarga adalah small company, indikator yang yang menunjukkan pertumbuhan finansial adalah pertumbuhan asset keluarga tersebut.

Langsung aja kita ke contoh kehidupan :

Bp. Hasra berusia 35 th, memiliki 2 anak, hidup berkecukupan.
Memiliki rumah sendiri, motor dan mobil. Dan tidak ada hutang.

Total Kekayaaan Bersih Bp Hasra adalah sebesar Rp. 724 juta.
Asset kas atau yang bersifat likuid senilai Rp. 12 juta.
Memilik Asset Pribadi, yaitu yang di gunakan sendiri sebesar Rp. 687 juta.
Dan asset investasi Rp. 25 juta.

Dengan rincian sbb :





















Karena tidak memiliki hutang sama sekali, maka Nilai kekayaan bersihnya :

Kekayaan bersih = Total Asset – Total Hutang
Rp. 724 juta        =  Rp. 724  jt  –   Rp. 0


Pada tahun depan, Pak Hasra, pindah kerja dan mendapatkan posisi yang sangat baik.
Gaji naik dari Rp. 12,5 juta menjadi Rp. 20 juta.  Naik 60% … hebatt ..

Mobil yang sudah berumur 4 tahun dan sudah lunas cicilannya, diganti dengan mobil baru yang sesuai dengan image-nya sebagai manager pemasaran yang akan sering bertemu banyak orang.

Mobil tersebut di beli baru secara kredit, dengan harga Rp. 245 juta, cicilan Rp. 6 juta/bulan.

Kehidupan pak Hasra secara finansial tidak bermasalah, semua tagihan dapat dibayar tepat waktu.

Gaya hidupnya pun meningkat :
- Makan di restoran yang bagus bersama keluarga hampir setiap minggu.
- Jalan jalan ke berbagai tempat rekreasi bersama keluarga.
- Bahkan dengan prestasinya yang baik, dapat menaikkan penjualan perusahaan sehingga mendapatkan bonus Rp. 50 juta. Rp. 10 juta dibelikan emas dan sisanya dipergunakan untuk jalan2 keluar negri.


Pada akhir tahun, di check kembali berapa posisi asset pak Hasra.
Berapa pertumbuhan asset / kekayaan pak Hasra, setelah pindah kerja dan mendapatkan income yang lebih tinggi.

Berdasarkan kasat mata, kekayaan pak Hasra lebih baik, secara kasat mata .. lebih kaya.
- Income jauh lebih baik.
- Mobil baru yang lebih baik dan lebih keren.
- Gaya hidup yang lebih tinggi.

Tapi …
Ternyata “Kekayaan Bersih” pak Hasra turun – 4% dari tahun lalu.
lho ... kenapa ?? padahal incomenya naik 60%.

Tahun lalu kekayaan bersihnya Rp. 724 juta, sekarang menjadi Rp. 695,075 juta turun 
Rp. 28.925.000,-.

























Kinerja pak Hasra berhasil menaikkan asset perusahaan barunya, dengan kenaikan penjualan.
Tapi kinerja finansial keluarga pak Hasra malah minus.


Gambaran seperti ini, sebenarnya banyak terjadi di sekitar kita.


Pada akhir tahun ini, saatnya kita memulai memikirkan dan merencanakan pertumbuhan asset / kekayaan finansial keluarga kita.


Set target berapa persen pertumbuhan yang ingin di capai.
Rencanakan bagaimana untuk mencapai pertumbuhan tersebut.
Dan .. take action .. jalankan rencana finansial anda.
Pada saat periode berjalan, monitor, apakah pertumbuhan-nya on-track atau tidak.

Pak Hasra hanya berfokus pada peningkatan life style
Seharusnya dia fokus pada peningkatan wealth style.


Semoga tulisan ini, memberikan inspirasi buat anda dan buat keluarga anda tercinta.


Salam Pertumbuhan ..



5 komentar:

  1. Tulisannya sangat berguna sekali, biasanya dengan kenaikan gaji yang kita dapat jumlah pengeluaran juga bertambah. ini mungkin yang bisa jadi bahan pertimbangan kedepan. Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas komen dan supportnya .. mas Tjiptadi
      Semoga tulisan ini membuka wawasan dan berpikir untuk masa depan kita,
      yang di siapkan dari sekarang dengan membangun asset2 keluarga dan pribadi kita .. tidak hanya asset perusahaan

      Hapus
  2. Tulisan yang sangat bagus, ternyata kenaikan gaji tanpa kontrol yang ketat akan membuat kekayaan kita justru minus. bagus

    BalasHapus
  3. Superb!!!, mantap pak, pencerahan yang mencerahkan pak.. memang seperti itulah pak gambaran yang terjadi dilingkungan kita, banyak yang mengutamakan penampilan sebagai bagian dari life style yang justru bisa menurunkan kekayaan.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih komen-nya, semoga kita semua selalu berkembang lebih baik

      Hapus