Tulisan ini berusaha dibuat simple, mudah mudahan dapat dicerna dan di aplikasikan untuk yang mau atau sudah menjalankan bisnis rumahan.
Tujuan dari tulisan ini :
- Panduan untuk menentukan harga jual yang menguntungkan
- Bisa mengukur titik impas (Break Even Point) dari jumlah stock yang sudah terjual.
- Memutar uang dagangan secara cepat dengan menetapkan diskon.
- Bisa menghabiskan stok / clearance sales dengan dijual 70% sd 80% tapi tetap untung.
Cara penentuan harga ini disederhanakan dari cara penentuan harga bisnis retail besar, agar dapat di terapkan di :
- Bisnis Rumahan
Penentuan harga ini untuk bisnis rumahan atau bisnis sampingan sebagai
tambahan income. Dijual melalui online maupun offline.
- Bisnis yang memiliki stock
Stock barang jadi dan atau bahan baku.
Sebelum menentukan harga jual, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan :
- Kemampuan daya beli konsumen yang dituju
- Harga barang sejenis pesaing
- Harga modal barang
- Target minimal Titik Impas (BEP) dari stock yang kita miliki.
Target minimal BEP ini yang mungkin agak jarang di dengar oleh orang awam. Tapi ini merupakan poin cukup penting dalam penetapan harga.
Jika SSR BEP di set rendah, sebetulnya semakin bagus,
otomatis harganya semakin mahal, permasalahannya bisa terjual tidak barang tersebut pada segmen konsumen yang dituju.
Idealnya SSR BEP di set maksimal 60% (makin rendah makin baik).
Artinya jika terjual 60% dari stock barang kita, artinya modal pembelian barang tersebut sudah impas atau sudah balik modal.
Langsung contoh aja, supaya aplikatif tidak terlalu teori.
Bisnis yang akan dijalankan jualan kaos.
Kaos dibeli dari Tanah Abang.
Kemudian dijual ke ibu ibu teman anak di TK sambil ngerumpi, ke Ibu ibu di komplek dan saudara serta teman lainnya.
1. Harga Modal Kaos
Harga 1 pcs Rp. 24.500. Beli 24 pcs, sehingga total Rp. 588.000,-
Beli di bulan Maret 12 pcs kaos.
2. Cek harga kaos sejenis, di jual berapa saja ?
3. Men-set Sales Stock Ratio BEP
Sales Stock Ratio (SSR) BEP, adalah termasuk faktor penting dalam men-setting harga jual.
SSR BEP ini adalah panduan untuk menentukan pada penjualan stock ke berapa kita sudah balik modal, sehingga penjualan stock berikutnya sudah murni menjadi profit (laba) kita.
Contoh :
Harga modal kaos type AZ Rp. 24.500.
Jika kita beli 1 buah dan kita jual Rp. 35.000
Maka kita untung : Rp. 35.000 – Rp. 24.500 = Rp. 10.500.
Jika kita punya stock 1 lusin atau 12 pcs.
Maka jika kita baru menjual 1 pcs :
Artinya penjualan 1 pcs tersebut belum membuat kita balik modal.
Dari total modal, kita masih rugi Rp. 259.000.
Jika pada akhir tahun hanya terjual 8 pcs, sisa 4 pcs.
Bukan artinya kita untung Rp. 84.000 = (35.000 – 24.500) X 8.
Tapi masih RUGI.padahal sudah menjual 8/12 = 66,7% dari stock yang dimiliki.
Dengan kata lain, SSR sudah mencapai 66,7%.
Dalam tulisan ini, sebagai pebisnis rumahan tidak menerapkan pinsip akuntansi yang bersifat accrual tapi cash basis.
Sistem cash basis sangat penting terutama bagi yang baru memulai bisnis. Dananya masih sangat terbatas dan harus dilatih untuk memiliki mind set pengusaha sukses ; memutar uangnya dengan cepat.
Pengertian memutar uang dengan cepat adalah ; bisa memutar modal yang dibelikan barang sudah balik lagi dan memberikan keuntungan dalam periode yang pendek.
Misal : modal membeli kaos Rp 294.000 sudah balik menjadi Rp. 450.000, dalam waktu 3 bulan. Dan kemudian diputar lagi untuk membeli barang, dan seterusnya. Sehingga dalam waktu 1 tahun uang modal Rp. 294.000 sudah berputar 3 atau 4 X.
Umumnya pebisnis rumahan tidak berkembang atau banyak mati dalam tahun pertama karena kesulitan uang kas atau cash flow yang seret.
4. Menentukan Harga Jual
Jadi idealnya, harga diset agar dengan terjual 50% stok sudah balik modal.
Makin rendah penentuan prosentase SSR (misal 35%) maka harga akan semakin tinggi, pertanyaanya akan terjualkah diharga tersebut, apa kelebihannya dibanding produk pesaing.
Jika di set SSR BEP di 50% (terjual 6 pcs sudah balik modal (BEP)) maka harga jualnya menjadi Rp. 49.000/buah.
Harga jual Rp. 49.000 merupakan harga yang masuk akal, paling rendah di banding pesaing2.
Tergantung pertimbangan Anda, harga mau di naikkan lagi atau tidak ?
Otomatis jika harga di naikkan maka SSR BEP makin rendah, peluang profit makin besar.
Ok, kita tetap saja di SSR 50% BEP, jadi harga jual di Rp. 49.000
Pada bulan Oktober sudah terjual 75% dari 1 lusin yaitu 9 pcs.
Total income : 9 X Rp. 49.000 = Rp. 441.000
Akhirnya karena sudah akhir tahun, maka di bulan November di adakan clearance sales diskon 70%,
jadi harganya menjadi Rp. 49.000 – 70% = Rp. 14.700
Secara perhitungan modal satuan harusnya rugi ya …. ?
Beli 1 pcs Rp. 24.500, sekarang di jual Rp. 14.700,-
artinya rugi karena di jual di bawah harga modal , rugi Rp. 9.800,-
Tapi ternyata tidak …. Karena hitungannya sebagai berikut :
Artinya secara keseruluhan, kita untung/profit Rp. 191.100.
Mudah-mudahan yang saya sampaikan cukup jelas.
Kalau tidak jelas, mungkin penjelasannya saya kurang mendetail.
Silahkan untuk bertanya ..
Semoga bermanfaat dan dapat diaplikasikan di bisnis rumahan anda.
Sehingga bisnis anda meskipun stock tersisa atau stock di habiskan di jual murah tetap untung.
Dan ..
Bisnis Anda semakin berkembang dan sukses
Salam Bisnis Profit …
Wah makasih atas pembahasannya ini sangat rumit memang tapi sangat berguna, tapi kadang survey dan comcheck juga sangat berpengaruh, karena klo mengikuti sistem akumulasi memang harus seperti itu penentuan harga jualnya, tapi tapi kadang persaingan harga di pasaran sangat ketat, butuh kejelian dan inovasi untuk menang dari pesaing walau mungkin dengan harga yang sama, salut, salam sukses selalu
BalasHapusBetul sekali faktor “kejelian” dan “inovasi” yang akan menciptakan value added terhadap produk yang dijual.
BalasHapusValue added membuat produk dapat di jual dengan harga lebih tinggi dari pesaing.
Membuat Konsumen beli merek bukan beli produk. Sehingga mereka mau membayar lebih mahal.
Penetapan harga ini, sebenarnya hanya konsep dasar, dengan mengetahui dititik mana kita sudah balik modal. Maka kita bisa bermain putaran uang. Mempercepat modal berputar dalam suatu periode.
Sebagai ilustrasi kita bisa melihat bagaimana siklus penjualan produk di dep. store, bagaimana suatu merek memulai menjual dari harga normal, lalu diskon 20%, diskon 30%, diskon 50% dan diskon 70% sd 80%.
Jika melupakan faktor SSR BEP, terutama yang bisnis rumahan merasa menjual 4 barang dari stocknya yang 12 sudah merasa untung sehingga menggunakan dana “keuntungannya” untuk hal lain. Ujung2-nya kesulitan cash flow sehingga membuat bisnisnya mandek.
salam kenal, terima kasih telah berkomentar di blog pusat informasi. Perhitungan keuangannya cukup jeli, wajar saja ketika saya melihat profile nya nampak sangat berpengalaman hehe. Salam Sukses!
BalasHapuslumayan tambah ilmu, thanks masbro
BalasHapussangat bermanfaat bagi saya yg mau melangkah bisnis rumahan. perhitungan dep. store yang selama ini membuat saya penasaran.. terima kasih banyak...
BalasHapussekarang ane ngerti bozzz...
BalasHapuskasih ilmunya ya
Alhamdulilah pernasaran saya terjawab...bismillah mw dijalankan ilmunya...semoga lebih bermanfaat...keep posting
BalasHapusterimakasih supportnya
Hapus