Senin, 20 April 2015

Simple Life … Simple Dreams

Semua orang mempunyai mimpi.
Tapi tidak setiap orang memiliki mimpi yang besar … mimpi yang tinggi
Masih banyak orang yang mimpinya sederhana, tidak muluk muluk.

Keluarga pak Suyatkong hidup sederhana, biasa menjalani kehidupan mengalir seperti air.
Dididik oleh orang tuanya untuk hidup sederhana, Sudah terbiasa hidup sederhana dari kecil. Tidak neko neko … kerja yang benar, kehidupannya akan berjalan lancar. Semua kebutuhannya nanti akan terpenuhi. Itu yang tertanam di benak pak Suyatong dan benar benar diterapkan dalam kehidupannya.

Keinginannya sederhana saja, anak anak bisa beres sekolah sampai lulus sarjana.
Memiliki rumah kecil yang nyaman, dilokasi dekat kontrakannya saat ini, dia sudah kadung senang tinggal di daerah ini.
Pada saat pensiun tidak membebani kedua anaknya, cukup bisa hidup sederhana saja.
Dan ingin naik haji sebelum tua … sebelum pensiun.
Tidak perlu punya mobil atau motor, lebih enak dan ekonomis kemana mana pakai kendaraan umum, apalagi dia berkeyakinan nanti public transportation kedepannya akan lebih baik.


Bagi pak Suyatkong fondasi agama sangat penting, terutama untuk masa sekarang yang semakin bebas.Maka dia akan menyekolahkan anaknya di sekolah swasta berbasis agama yang kebetulan letaknya tidak jauh dari rumah kontrakannya sekarang.  Dan biayanyapun terbilang ekonomis karena bukan sekolah swasta yang memiliki fasilitas wah.
Rencananya dari SD sampai SMA di sekolah tersebut, baru Universitas inginnya di perguruan tinggi negeri dan jika tidak diterima akan di sekolahkan di universitas swasta yang memiliki kualitas yang baik meskipun uang masuknya akan cukup mahal. Lulusan dari universitas yang bagus menurut pak Suyatkong sangat penting, agar anaknya nanti mudah diterima kerja.



Mimpinya bisa dikatakan sangat biasa… sederhana.
Pak Suyatkong yakin dapat memenuhi keinginan sederhana keluarganya tersebut.
Bekerja dengan benar … hidup mengalir seperti air …

Tapi ada sesuatu yang mengusik Pak Suyatkong … yang akhirnya membuat dia goyah.
Inflasi ….. harga dari tahun ke tahun naik terus …. yang dia sangat rasakan adalah biaya masuk ke sekolah SD swasta tersebut. 5 tahun yang lalu ketika anak tetangganya masuk ke sekolah tsb bayarnya Rp. 2 juta dan tahun ini sudah 5 juta.  Pada saat nanti Enik masuk SD berapa ???
Terus bagamana dengan biaya2 lainnya, harga rumah naik2 terus ….

Pak Suyatkong ingin mengetahui gambaran besar biayanya … berapa kira2 estimasi kenaikan biaya nanti … seberapa besar uang yang harus dikumpulkan untuk mewujudkan mimpi sederhananya tersebut.

Grafik di bawah ini adalah biaya biaya yang harus dibayar pada masa depan, pada saatnya nanti, sesuai estimasi kenaikan harga atau inflasi setiap tahunnya.


Saat Enik masuk SD di tahun 2019 menjadi Rp. 9,5 juta akibat inflasi 17,5% setiap tahunnya,hampir dua kali lipat dari biaya masuk tahun 2015 yaitu Rp. 5 juta. 
Semua biaya naik, uang masuk kuliah Enik menjadi Rp. 660 juta di tahun 2031.
Yang angkanya fantastis adalah dana pensiun Rp. 3,45 M …. hanya untuk membiayai hidup bulanan setara Rp. 3,5 juta di masa sekarang. Dari usia 55 sd 70 tahun …selama 15 tahun.

Untuk mewujudkan mimpi mimpi sederhananya, melihat grafik di atas ternyata biayanya tinggi …

Bisakah pak Suyatkong memenuhi mimpi sederhananya …
Berapa dana yang harus disisihkan setiap bulannya …

Menghitung berapa dana yang harus disisihkan, maka dibuat 2 pilihan ;

     Pilihan A   Membuat skenario bahwa ada kenaikan income setiap tahunnya.
                       Kadang suka mendapatkan uang tambahan dari bonus tahunan
                       dan uang lemburan, sehingga alokasi dana yang disisihkan bisa
                       naik 10% setiap tahunnya.

     Pilihan B   Disederhanakan, di buat flat dananya, tidak ada penambahan dana lagi.                                   
                       Berapa dana yang harus disiapkan dari sekarang .. dan tetap sama setiap
                       tahunnya.

Untuk pilihan A dan B, diasumsikan estimasi return-nya 17,5% pertahun.

Maka alokasi dana pilihan A dan B sbb :


Pilihan A Rp. 966 rb/bulan dan B Rp. 7,297 jt/bulan.
Alokasi dana pilihan B sebesar 7,5 kali lipat pilihan A.
7,5 kali lipat adalah angka yang besar …. selisihnya Rp. 6,3 juta setiap bulannya.

Pilih mana A atau B …
Pilihan A paling masuk akal dan terjangkau untuk dilakukan.

Mimpinya sederhana … karena inflasi nilainya dimasa depan menjadi tinggi.
Meskipun nilainya tinggi .. ternyata jika mau merencanakan dan menyiapkannya dari sekarang, nilai tersebut dapat tercapai … angka fantastis dana pensiun 3,45 M – pun dapat diwujudkan.


Tetapi masih ada pertanyaan yang harus dijawab :

Berapa income bulanan pak Suyatkong, masih mampukah menyisihkan Rp. 966 ribu setiap bulannya ?
Apakah selalu mendapat bonus tahunan dan lemburan ?
Apakah mampu menaikkan 10% setiap tahun untuk uang yang disisihkan ?
Berapa besar estimasi dana pensiun yang akan didapat dari perusahaan ?
Apakah …..


Sebetulnya masih ada lagi beberapa pertanyaan yang harus dijawab.

Dengan bantuan data2 tersebut, mungkinkah alokasi dana setiap bulannya menjadi berkurang, menjadi lebih kecil ?
Dengan perencanaan apakah semakin terbayang bagaimana masa depan keluarganya nanti ?
Semakin mudahkah mimpi sederhana pak Suyatkong diwujudkan ?




follow twitter   @jauhari_mk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar